Minyak goreng bebas kolesterol ? Minyak goreng yang sehat ? Minyak goreng baik ? Minyak goreng bermerk atau minyak goreng curah ? Minyak goreng murah mudah tidur dan banyak sekali pertanyaan tentang minyak goreng ini. Mana jawaban yang benar dan mana yang menyesatkan ? Dengan memahami proses pembuatan minyak goreng anda akan menjadi lebih pintar memilih minyak goreng berkualitas dengan harga murah.
Buah sawit yang sudah matang harus segera diproses dalam waktu 24 jam setelah dipetik. Lebih dari itu akan mengurangi kualitas minyak yang akan dihasilkan. Apakah anda membayangkan ratusan orang memanjat pohon kelapa sawit secara bersamaan dan memetik buahnya satu persatu ?
Bukan seperti itu caranya karena 1 buah kelapa sawit hanya berdiameter sekitar 5cm dengan berat 30gr. Buah sawit ini bergerombol di tandannya dan setiap tandan terdapat 1.500 buah sawit. Bisa pingsan orang yang memetiknya satu persatu. Lagipula total berat satu tandan kelapa sawit mencapai 45 Kg. Jika tidak pingsan, pemetiknya pasti sakit encok karena harus naik turun pohon setinggi 15 meter.
Cara memanen kelapa sawit yang benar ialah dengan memotong langsung tandannya dengan galah yang panjang. Gedebum !! Kira - kita begitulah suara yang terdengar ketika tandannya jatuh ke tanah.
Buah sawit beserta tandannya ini kemudian dibawa ke pabrik pengolahan yang letaknya tidak jauh dari perkebunan. Umumnya pabrik ini hanya memproses sampai menjadi CPO.
Crude Palm Oil (CPO) lebih tahan lebih lama daripada buah sawit yang mudah membusuk. Lagipula CPO sudah bisa dijual ke industri lain untuk diolah menjadi produk bukan minyak goreng seperti krim wajah, sabun, biodiesel atau obat-obatan. Tandan atau bungkilnya pun bisa dijadikan makanan ayam.
Buah sawit berwarna merah keunguan, minyak goreng berwarna kuning keemasan. Kira - kira CPO berwarna apa ? Kemerahan atau Kekuningan ? Jawabannya CPO berwarna merah kejinggan karena masih mengandung beta karoten yang kita kenal dengan nama pro Vitamin A. Ketika sudah menjadi minyak goreng yang berwarna kuning berarti kandungan beta karoten tadi sudah hilang.
Sayang sekali bukan ? Kandungan karatoneid yang bergizi tadi harus dihancurkan. Tetapi apakah kita akan tetap nafsu makan jika menggorang telur dengan menggunakan minyak goreng wana merah kehitaman ? Terus telur yang tadinya putih akhirnya berwarna merah ? Atas dasar itulah minyak goreng sekarang ini berwarna kuning keemasan. Lezat dan terlihat hiegenis bukan ? Lagipula sumber vitamin A lainnya mudah didapat. Ambil saja wortel yang banyak dijual di pasar manapun.
TBS atau Tandan Buah Sawit dimasukkan bersama-sama kedalam oven untuk dipresto. Dikukus dengan uap yang diberi tekanan dalam waktu 1,5 jam. Pemanasan dengan uap bertujuan untuk mengurangi kadar air buah sawit sehingga bagian kulit sedikit terlepas dari bagian buah dan bagian buah dari bijinya. Demikian pula antara buah dengan tandannya juga lebih mudah lepas.
Selain membunuh mikroba dan bakteri, proses sterilisasi ini juga akan mematikan enzim lipolitik buah sawit sehingga kadar asam lemak bebasnya lebih stabil.
Buah sawit telah siap diperas minyaknya, tetapi terlebih dulu harus dipisahkan dari tandannya. Untuk itu harus diayak dulu di mesin thresher yang cara kerjanya membanting tandan dari atas ke bawah sehingga buah sawitnya rontok.
Kandungan minyak sawit terletak pada bagian buah dan bijinya, namun komposisinya dan morfologinya berbeda, biji sawit jelas lebih keras daripada dagingnya sehingga cara memerahnya pun berbeda. Karena itu ada dua jenis minyak sawit yang beredar di pasaran, palm oil yang berasal dari daging buah sawit dan palm kernel oil yang berasal dari biji sawit.
Jadi, bagus mana palm oil atau palm kernel oil ? Semuanya bagus jika digunakan sesuai dengan fungsinya. Untuk produk kecantikan lebih tepat menggunakan palm kernel oil. Sabun, deterjen atau margarin. Sementara palm oil lebih tepat jika digunakan untuk membuat minyak goreng. Memang minyak yang dihasilkan dari biji sawit lebih murni, namun masalahnya di produktifitasnya. Biji sawit lebih kecil, hanya menghasilkan 11% minyak. Lebih ekonomis dagingnya yang mencapai 60%.
Di dalam mesin yang disebut dengan extraction machine buah kelapa sawit di tekan sedemikian rupa sehingga penyet dan memaksa keluar kandungan minyaknya. Tekanannya harus pas sehingga tidak ada minyak yang tersisa dan juga tidak boleh terlalu kencang sehingga bijinya terpecah. Mesin secara otomatis memisahkan biji dengan serabut ampasnya. Biji sawit akan dipress lagi dengan mesin yang berbeda untuk ekstrasi minyaknya.
Nah, pabrik kita sekarang sudah menghasilkan Crude Palm Oil namun masih kotor karena ada sisa serabut, pasir dan partikel kecil lainnya yang ikut mengalir bersama minyak. Untuk itu harus disaring agar menjadi CPO murni baru disimpan di dalam tangki minyak. CPO ini bisa langsung dijual ke industri lainnya atau diproses menjadi minyak goreng.
Proses pengolahan minyak goreng dari CPO dikenal dengan istilah Refined Bleached and Deodorized Palm Oil. Dari warna merah - orange menjadi kuning keemasan. Dari keruh menjadi bening. Dari berbau menjadi tak berbau. Strutktur kimianya berubah, namun RBD minyak sawit belum menjadi minyak goreng yang kita gunakan sehari - hari karena masih mengandung olein dan stearin.
95% kandungan CPO adalah trigiserida, sisanya adalah asam lemak bebas (Free Fatty Acid), carotenoid yang menjadi sumber vitamin A, Phospolipids yang biasa disebut sebagai gums (getah), Tocopherols yang menjadi sumber Vitamin E dan senyawa-senyawa lainnya seperti air, klorofil, zat besi Proses RBD bertujuan untuk menghilangkan semua senyawa ini dan mengurangi kadarnya agar diperoleh minyak goreng yang berkualitas.
Pertama-tama, CPO dipanaskan dengan suhu tertentu sesuai dengan metode pemisahan yang digunakan. Kemudian ditambahkan asam fosfat untuk mengikat senyawa-senyawa yang tidak dibutuhkan tadi. Meskipun berwarna merah, struktur kimiawinya sudah berubah. Namun CPO ini masih belum layak dimakan. Masih ada caroten yang menyebabkan warna merahnya, zat besi dan tembaga yang tercampur selama proses produksi.
Proses menghilangkan warna atau caroten ini disebut dengan proses bleaching. CPO yang merah tadi sekarang berwarna putih susu. Namun masih beraroma dan berasa khas kelapa sawit. Karena itu harus dinetralkan bau dan rasanya. Inilah tujuan proses deodorizing.
Olein adalah minyak sawit yang berbentuk cair, inilah yang akan menjadi minyak goreng kita. Warnanya kuning bening. Sedangkan Stearin adalah bagian dari minyak sawit yang berbentuk padat, biasanya digunakan untuk membuat margarin atau minyak padat. Warnanya putih susu. Stearin sering disebut sebagai High Melting fraction yang berarti akan mencair pada suhu diatas 40 derajat, jika suhunya lebih rendah, katakanlah 20 derajat akan berubah menjadi bentuk padat.
Perubahan bentuk fisik ini merupakan ciri khas dari Stearin dan tidak membahayakan untuk dikonsumsi karena senyawa-senyawa yang berbahaya sudah diproses sedemikian rupa dan melalui uji laboratorium dipastikan sesuai dengan standar layak makan (food grade).
Di dalam bisnis minyak goreng, kita mengenal istilah minyak goreng curah. Minyak goreng ini menggunakan bahan yang sama dengan minyak goreng kemasan. Perbedaannya hanya pada proses pemisahan olein dan stearin saja. Minyak goreng curah tidak di filter lebih lanjut untuk mengurangi biaya produksi sehingga bisa dijual lebih murah daripada minyak goreng kemasan.
Implikasinya, minyak goreng curah mengalami perubahan fisik jika berada di dalam ruangan yang memiliki suhu 20 derajat Celcius. Beberapa orang menyebutnya sebagai minyak goreng tidur. Gumpalan putih yang anda lihat sebenarnya adalah stearin yang masih terdapat dalam minyak goreng tersebut. Ketika suhu ruangannya naik, maka stearin akan mencair dan menyatu kembali bersama dengan olain.
Minyak goreng Golco yang murah lebih tahan terhadap suhu rendah sehingga tidak mudah tidur. Minyak goreng Golco lebih murah karena diproses dengan teknologi modern, sehingga biaya produksinya lebih efisien dengan hasil yang lebih baik, sangat cocok untuk industri makanan yang memakai minyak goreng dalam jumlah besar.
Back To Top